Berbagai macam bentuk dan desain atap rumah
Atap rumah merupakan bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan. Seiring dengan semakin berkembangnya dunia arsitektur, peran atap rumah selain pada fungsinya juga telah menyangkut pada tampilan atap yang saat ini telah menjadi hal penting untuk membantu keindahan sebuah rumah.
Banyak pilihan bagi yang ingin membangun rumah baru atau merenovasi agar lebih bagus. Bagian terpenting dari rumah yang bakal di renovasi adalah atap. Beberapa bentuk desain atap rumah yang dapat digunakan dalam membangun rumah antara lain :
1. Atap Pelana
Bentuk atap ini sangat sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangunan atau rumah di masyarakat kita. bidang atap terdiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan. Untuk rumah dengan gaya tradisional ataupun modern, atap pelana ini juga sangat cocok. Desain dari atap pelana tersebut memiliki kemiringan sekitar 35 derajat. Kemiringan tersebut dapat menciptakan daya serap radiasi dan panas dari matahari amat bagus, juga guyuran dari hujan akan segera dengan mudah mengalir ke bawah untuk selanjutnya dibuang melalui selokan.
Selain itu dalam pengerjaannya atap pelana membutuhkan bahan yang sedikit karena konstruksinya lebih sederhana, membuat proses pengerjaan atap pelana jadi lebih cepat.
2. Atap Perisai
Bentuk atap perisai merupakan pengembang dari atap pelana, berupa bidang yang miring pada semua sisinya, dan terbentuk dari dua bidang segitiga dan dua bidang trapesium. Sudut yang digunakan pada atap perisai sekitar 30 derajat - 40 derajat.
Keunggulan dalam pemakaian atap perisai itu hampir semua dinding luar terlindung dari panas terik matahari dan air hujan karena bentuknya yang miring pada semua sisinya, dan arah angin yang menerpa rumah dibelokkan ke atas sehingga mengurangi resiko kerusakan struktur dan kebocoran berupa rembesam air, tetapi struktur dan konstruksinya lebih kompleks, dibutuhkan perencanaa dan perhitungan yang lebih rumit dan lebih teliti. Jumlah penutup atap yang cukup banyak mengakibatkan banyaknya sambungan atap yang menimbulkan resiko kebocoran lebih besar. Sebagai pencegah, sebaiknya pada setiap sambungan atap diberi pelapis anti bocor (waterproof). Material yang digunakan untuk rangka struktur lebih banyak sehingga relatif lebih boros. Ada baiknya menggunakan rangka atap baja ringan karena memiliki daya tahan yang baik.
3. Atap Datar
Atap ini dari segi pembuatannya paling sederhana, demikian juga penampakannya. Umumnya atap datar terbuat dari beton yang dibuat langsung/dicor pada saat proses bangun rumah. Dari segi biaya juga lebih murah karena simple. Dari segi jumlah bahan-bahan yang dibutuhkan lebih sedikit (jelas!), kemiringan atap datar kurang dari 10 derajat.
Kerugian pemakaian atap jenis ini bagi rumah tinggal adalah kurang mampu mengalirkan air sehingga berpotensi menimbulkan genangan yang memungkinkan terjadinya kebocoran. Material beton memiiki sifat kurang mampu menyerap panas sehingga beresiko menyebabkan ruang di bawahnya menjadi lebih panas. solusinya adalah dengan memberikan ruang untuk sirkulasi udara di antara atap dan plafon selebar 30-50 cm.
4. Atap Sandar
Model atap sandar biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana. Atap sandar biasa disebut dengan atap tempel. Umumnya terdiri atas dua bidang atap miring. Bagian tepi atasnya bersandar atau menempel pada tembok bangunan.
Pada bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung balok gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari semen asbes gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20 derajat atau 25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng.