MERANCANG BANGUNAN KLINIK DENGAN KONSEP “FEEL LIKE AT HOME”
INFORMASI
Type Bangunan : Klinik
Konsep Bangunan : Bangunan Minimalis
Lokasi : Jombang, Jawa Timur
Ukuran Tanah : 10 x 14 m
Ukuran Bangunan : 200 m2 (2 lantai)
Client/Owner : Klinik Graha Husada
Status : Desain, Perencanaan, Pelaksanaan
Perencana : SM Biro Bangunan
NARASI :
Aspek perancangan pada project ini memiliki satu keunikan sekaligus tingkat kesulitan tersendiri, dimana bentuk potongan lokasi tanah adalah berbentuk ‘wajik’ alias jajaran genjang. Selain itu jika dilihat dengan ukuran tanah 10 x 14 m dan membandingkannya dengan kebutuhan ruang yang ada, menjadikan project ini sebuah tantangan tersendiri bagi kami. Terus terang, diperlukan banyak review dan konsultasi dengan klien untuk merancang lay out ruangan agar dapat menjadi klinik yang nyaman.
Bangunan ini nantinya akan digunakan sebagai klinik, direncanakan sebanyak 2 lantai. Untuk lantai bawah membutuhkan 1 front desk, 1 ruang tunggu, 4 ruang periksa, 2 kamar mandi, 1 pantry dan tidak lupa halaman yang bisa menampung 5 mobil. Sedangkan lantai atas direncanakan sebagai ruang pertemuan/meeting dan ruang pengembangan layanan di masa depan.
Setelah melewati tahap pengamatan lokasi, pengukuran dan konsultasi dengan klien akhirnya kami dapat merancang lay out ruangan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan klien. Untuk fasade bangunan, klien memberi kebebasan untuk berkreasi (terima kasih banyak ya pak!!) sehingga kami bisa bebas mendesain fasade, asal tidak melampaui RAB-nya. Kesulitan selanjutnya adalah tentang penataan taman, karena halaman depan sudah diperuntukkan untuk lahan parkir. Untuk mengatasinya, pagar samping klinik menggunakan pagar hidup alias pagar tanaman sebagai pengganti taman, disamping sebuah taman kecil yang diposisikan di teras depan.
Pemilihan fasade bangunan dipilih gaya minimalis dengan bentuk mirip rumah tinggal, dan kebetulan pihak klien juga menyetujuinya karena mereka memiliki konsep membuat klinik yang terkesan “feel like at home”. Seperti biasa kami menyukai untuk memilih atap model pelana karena sederhana dan hemat material dan tanpa ada talang air sehingga minim perawatan. Agar tidak terkesan monoton, atap pelana dipisah menjadi tiga segment dengan segment tengah memiliki elevasi lebih rendah daripada atap samping, yang ibarat burung seakan-akan menjadi sayapnya.
Hal ini dimaksudkan karena posisi tengah nantinya dipilih sebagai point of interest bangunan. Hasilnya adalah atap terlihat lebih berkarakter, sekalipun penerapan atap tengah seperti ini justru menjadi masalah karena daya tutup alias coverage area-nya menjadi lebih sempit padahal di tengah-tengah bangunan terdapat balkon yang menjorok. Untuk mengatasinya, diatas balkon dibuatkan atap dari plat beton dan sekaligus mempercantik kesan minimalis dari bangunan ini. Selain itu pagar balkon dan sun screen dipilih dengan gaya minimalis pula. Tak lupa pada lis plank dan dinding teras tengah dilakukan pemasangan batu alam, kemudian dikombinasi warna cat orange terang yang menambah kesan gaya minimalis pada bangunan.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan garis-garis bercat gelap pada bangunan sehingga menambah kesan lebar dari gedung ini. Namun agar tidak terjebak pada kesan monoton, pada sayap kiri bangunan bentukan garis-garis dibuat timbul dengan warna putih dengan kombinasi jendela kotak-kotak. Dan untuk memperkuat kesan luas pada bangunan, maka ukuran jendela di lantai 2 dibuat lebar ditambah dengan bingkai timbul dicat putih sehingga terkesan lebih besar. Hasil akhir dari perancangan ini adalah, sebuah bangunan klinik yang terkesan unik dan berbeda dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.
LOKASI EKSISTING
PROJECT FINISHED